You need to enable javaScript to run this app.

Kapan Ulang Tahun Kalimantan Timur? Ini Link Download Logo Hari Jadi Kaltim 2025 dan Temanya

  • Rabu, 08 Januari 2025
  • Editor
Kapan Ulang Tahun Kalimantan Timur? Ini Link Download Logo Hari Jadi Kaltim 2025 dan Temanya

TRIBUNKALTIM.CO - Dalam rangka menyambut perayaan Hari Jadi Kaltim ke-68 tahun, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) resmi mengumumkan tema dan logo peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68.

Sebagai informasi, hari ulang tahun Kalimantan Timur akan diperingati pada 9 Januari 2025.

Dikutip dari situs diskominfo.kaltimprov.go.id, tahun ini Pemprov Kaltim mengusung tema “Membangun Kaltim untuk Nusantara”.

Tema ini mencerminkan tekad Kaltim untuk menginspirasi Indonesia maju bersama, menjadikan Nusantara simbol persatuan, kesejahteraan, dan kemajuan bangsa.

Identitas visual HUT ke-68 Kaltim tergambar melalui logo berbentuk siluet angka 68 yang meliuk bebas namun saling terhubung, mencerminkan karakter masyarakat Kalimantan Timur yang adaptif, ramah dan inovatif.

Lekukannya yang kokoh melambangkan dedikasi serta pengabdian masyarakat Kaltim dalam membangun daerah menuju masa depan yang cerah.

Bentuknya yang tegap dan kokoh melambangkan dedikasi serta pengabdian masyarakat Kalimantan Timur dalam membangun daerah menuju masa depan yang lebih gemilang. Logo ini menjadi simbol semangat bersama untuk mewujudkan Kaltim sebagai pilar Nusantara. 

Tema dan logo HUT Pemprov Kaltim dapat diunduh pada link berikut.

Link Download Logo HUT Pemprov Kaltim 2025

Cara Unduh Logo HUT Pemprov Kaltim 2025

Berikut cara untuk menggunakan logo HUT Pemprov Kaltim 2025:

1. Klik pada salah satu link logo yang akan digunakan

2. Klik kanan pada mouse

3. Pilih 'save image as...'

4. Gambar akan tersimpan di folder Downloads pada PC, baik Mac maupun Windows.

1. Kaltim sebagai Pusat Peradaban Baru Indonesia

Tidak hanya menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara, namun juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, budaya dan pembangunan yang mewakili masa depan Indonesia.

2. Pembangunan Kaltim Berbasis Keberlanjutan dan Pemerataan

Mencerminkan komitmen Kaltim dalam menciptakan pemerataan pembangunan yang tidak hanya berfokus pada kemajuan fisik, tetapi juga mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan, sosial dan budaya.

3. Kontribusi Kaltim untuk Indonesia yang Lebih Baik

Sebagai provinsi yang kaya akan sumber daya alam, budaya dan keberagaman, Kaltim diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi kemajuan bangsa dengan semangat gotong royong dan persatuan.

4. Berakar Kearifan Lokal dan Kemuliaan Penuh Optimisme

Kaltim diberkahi pilar-pilar kebudayaan,yakni keraton, pesisir, dan pedalaman yang tumbuh harmonis bersama ragam budaya lainnya.

Selain itu, warna emas pada logo melambangkan kemuliaan, keberhasilan, dan optimisme.

Acara HUT ke-68 Pemprov Kaltim ini menjadi momentum untuk menegaskan peran Kalimantan Timur sebagai garda terdepan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, sosial dan ekonomi.

Kalimantan Timur, sebagai beranda dan mitra strategis Ibu Kota Nusantara menjadi garda terdepan dalam membangun masa depan Indonesia yang gemilang.

Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, kekayaan budaya yang beragam  dan semangat gotong royong masyarakatnya, Kaltim terus bertransformasi menuju pusat peradaban baru.

Sejarah Kaltim

Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau, wilayah ini sangat jarang penduduknya. 

Dikutip dari dpmptsp.kaltimprov.go.id, sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.

 

Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kalimantan Timur (Pasir, Kutai, Berau, Karasikan) merupakan sebagian dari wilayah taklukan Kesultanan Banjar, bahkan sejak jaman Hindu.

Dalam Hikayat Banjar menyebutkan bahwa pada paruh pertama abad ke-17 Sultan Makassar meminjam tanah sebagai tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar pada waktu Kiai Martasura diutus ke Makassar.

Selain itu mereka juga mengadakan perjanjian dengan I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yaitu Sultan Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa tahun 1638-1654 yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo).

Dengan demikian mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan.

Sejak 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.

Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda.

Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall.

Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis.

Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.

Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan.

Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.

Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).

Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas :

  • Pembentukan 2 kotamadya, yaitu: 

1. Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.

2. Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.

  • Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong

2. Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.

3. Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.

4. Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor. (*)

(https://kaltim.tribunnews.com/2025/01/07/kapan-ulang-tahun-kalimantan-timur-ini-link-download-logo-hari-jadi-kaltim-2025-dan-temanya)

(dmsrz)

Bagikan artikel ini:

Komentari Tulisan Ini